Peninggalan Kerajaan Demak, Salah Satunya Pintu Penahan Petir – Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar dan paling berpengaruh di Pulau Jawa pada abad ke-15 hingga awal abad ke-16. Selain menjadi pusat kekuasaan politik dan penyebaran agama Islam, Demak meninggalkan berbagai peninggalan bersejarah yang hingga kini masih dapat kita temui.
Salah satu peninggalan yang paling terkenal adalah Pintu Bledeg, atau yang sering disebut sebagai pintu penahan petir. Peninggalan ini bukan hanya unik secara bentuk dan fungsi, tetapi juga sarat akan nilai sejarah, budaya, dan simbolis.
Artikel ini akan membahas secara rinci beberapa peninggalan Kerajaan Demak, termasuk Pintu Bledeg yang melegenda, serta warisan lainnya yang masih dilestarikan hingga sekarang.
Peninggalan Kerajaan Demak yang Terkenal
Kerajaan Demak berdiri di pesisir utara Jawa Tengah dengan ibu kota yang kini menjadi Kabupaten Demak. Sebagai kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa, Demak menghasilkan berbagai peninggalan yang mencerminkan perpaduan antara budaya lokal dengan nilai-nilai Islam. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak adalah simbol kejayaan kerajaan ini. Dibangun pada masa pemerintahan Raden Patah, masjid ini memiliki arsitektur khas Jawa dengan atap tumpang tiga yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan. Di dalamnya terdapat Saka Tatal, tiang utama masjid yang terbuat dari potongan kayu sisa. Menurut cerita, Saka Tatal dibuat oleh Sunan Kalijaga sebagai simbol persatuan dan kesabaran.
2. Saka Tatal
Saka Tatal adalah salah satu dari empat tiang utama Masjid Agung Demak. Keunikannya terletak pada bahan yang digunakan, yaitu potongan-potongan kayu yang disatukan dengan pasak. Pembuatan tiang ini mengandung makna bahwa keterbatasan bahan bukanlah penghalang untuk menghasilkan sesuatu yang besar dan kokoh.
3. Bedug dan Kentongan Kuno
Di Masjid Agung Demak juga terdapat bedug dan kentongan kuno yang digunakan untuk memanggil jamaah salat. Bedug ini terbuat dari kayu besar dengan membran kulit hewan, sedangkan kentongan digunakan sebagai alat komunikasi tradisional pada masa itu.
4. Peninggalan Makam Para Sultan
Kompleks makam Sultan Fatah dan para penerusnya berada tidak jauh dari Masjid Agung Demak. Makam-makam ini menjadi saksi sejarah sekaligus tempat ziarah bagi masyarakat yang ingin menghormati jasa para pendiri kerajaan.
Pintu Bledeg: Peninggalan Unik Penahan Petir
Salah satu peninggalan yang paling menarik perhatian dari Kerajaan Demak adalah Pintu Bledeg, yang secara harfiah berarti “pintu petir”. Pintu ini terletak di Masjid Agung Demak dan memiliki sejarah panjang serta cerita unik di balik pembuatannya.
Asal Usul Pintu Bledeg
Menurut kisah yang beredar, Pintu Bledeg dibuat oleh Ki Ageng Selo, seorang tokoh legendaris yang dikenal memiliki kesaktian luar biasa. Konon, Ki Ageng Selo mampu menangkap petir dengan tangannya, dan kayu untuk membuat pintu ini berasal dari pohon yang tersambar petir.
Pintu ini dipasang di bagian utara Masjid Agung Demak, dan masyarakat meyakini bahwa keberadaannya dapat melindungi masjid dari sambaran petir. Walaupun keyakinan ini lebih bersifat mitos, pintu tersebut tetap menjadi simbol perlindungan dan kekuatan spiritual.
Desain dan Makna Pintu Bledeg
Pintu Bledeg memiliki ukiran khas dengan motif flora dan simbol-simbol yang mencerminkan perpaduan seni Jawa dan ajaran Islam. Ukiran tersebut dibuat dengan detail yang halus, menunjukkan keterampilan pengrajin pada masa itu.
Bagi masyarakat, Pintu Bledeg bukan hanya sekadar pintu, melainkan representasi dari ketangguhan dan perlindungan. Kisah Ki Ageng Selo yang bisa “menangkap petir” menjadi simbol keberanian menghadapi tantangan besar.
Nilai Budaya dan Religius
Selain nilai sejarah, Pintu Bledeg juga memiliki nilai religius yang tinggi. Benda ini menjadi pengingat bahwa setiap kekuatan berasal dari Tuhan, dan manusia harus selalu berserah diri kepada-Nya. Pintu ini juga mengajarkan tentang kearifan lokal yang berpadu harmonis dengan ajaran agama.
Warisan Budaya Lain dari Kerajaan Demak
Selain Pintu Bledeg, masih banyak warisan budaya lain dari Kerajaan Demak yang patut diapresiasi:
Tradisi Grebeg Besar
Tradisi ini diadakan setiap Iduladha di halaman Masjid Agung Demak. Grebeg Besar merupakan bentuk perayaan sekaligus rasa syukur masyarakat atas karunia Allah SWT. Dalam perayaan ini, ada kirab gunungan hasil bumi yang kemudian dibagikan kepada masyarakat.
Seni Ukir dan Kaligrafi
Peninggalan Demak juga mencakup seni ukir dan kaligrafi yang menghiasi masjid dan peninggalan lainnya. Motif-motif ukiran memadukan bentuk flora, fauna, dan kaligrafi Arab, mencerminkan akulturasi budaya Jawa dan Islam.
Pengaruh dalam Sistem Pemerintahan
Kerajaan Demak meninggalkan jejak dalam sistem pemerintahan berbasis Islam yang kemudian diadopsi oleh kerajaan-kerajaan penerusnya. Hal ini mencakup pengaturan hukum perdagangan, pernikahan, dan peradilan yang berbasis syariat Islam.
Kesimpulan
Kerajaan Demak bukan hanya berperan sebagai pusat pemerintahan dan penyebaran Islam di Jawa, tetapi juga sebagai pencipta warisan budaya yang kaya dan bernilai tinggi. Salah satu peninggalan paling terkenal adalah Pintu Bledeg, pintu penahan petir yang sarat akan makna historis dan simbolis.
Keberadaan Pintu Bledeg dan peninggalan lainnya, seperti Masjid Agung Demak, Saka Tatal, serta tradisi Grebeg Besar, membuktikan bahwa warisan Kerajaan Demak masih terjaga hingga kini. Peninggalan-peninggalan ini bukan hanya menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu, tetapi juga sumber inspirasi untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur bangsa.
Melestarikan peninggalan Kerajaan Demak berarti menjaga identitas sejarah dan budaya kita, sekaligus menghargai perjuangan leluhur dalam membangun peradaban yang berlandaskan keimanan dan persatuan.